Skenario Dua Paslon Capres 2024, di Balik Safari Politik Puan PDIP

0
125

Jakarta, Penacakrawala.com – Safari politik Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani jelang Pilpres 2024 belum berhenti. Teranyar, putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10/2022).

Itu kali keempat Puan menemui ketua umum partai dalam kurun waktu dua bulan. Sebelumnya, Puan memulai safari politiknya dengan menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada medio Agustus lalu.

Kemudian, pada awal September Puan bertamu ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Bogor, Jawa Barat.

Ketua DPR RI itu juga sempat berziarah bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar ke makam Taufiq Kiemas, ayahanda Puan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, akhir September lalu.

Tak hanya itu, Puan juga direncanakan akan bertemu Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) walaupun partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu belakangan semakin keras mengkritik PDIP hingga Presiden Joko Widodo.

Direktur Eksekutif Political and Public Studies Jerry Massie menilai safari politik Puan itu tak sekadar membangun komunikasi dengan ketum-ketum partai. Ia menyebut ada rasa tidak percaya diri dari Puan memasuki tahun politik 2023 hingga 2024.

“Saya pikir ada juga ketidakpercayaan diri Puan,” kata Jerry, Senin (10/10/2022).

Jerry mengatakan sejak awal Megawati ingin putrinya melenggang dalam Pilpres 2024. Namun, baik Puan dan Mega menyadari bahwa langkah mereka tak mudah.

Jerry mengatakan mereka pasti mempertimbangkan hasil sejumlah survei yang menunjukkan elektabilitas Puan masih di bawah rata-rata calon lainnya.

Jika merujuk sejumlah hasil survei, nama Puan masih di jauh di bawah tiga calon presiden potensial; Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Hasil survei Charta Politika misalnya, menunjukkan Ganjar menempati posisi pertama dengan elektabilitas 31,3 persen dan Anies di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 20,6 persen.

Sedangkan Puan berada di posisi keenam dengan tingkat elektabilitas yang selisihnya cukup jauh, yakni 2,4 persen.

Begitu pun hasil Lingkar Survei Jakarta (LSJ), Ganjar dan Anies masih unggul di atas Puan. Meskipun begitu, dalam survei ini disebutkan bahwa Puan mengalami peningkatan elektabilitas.

“Saya kira Puan sudah disetting Megawati sejak lama bertarung di Pilpres, barangkali bisa mengusung Ganjar, tapi untuk jadi wakilnya Puan,” ungkap Jerry.

“Tapi, elektabilitas atau memang survei hanya satu indikator saja, tanpa cost and budget,” ujarnya menambahkan.

Skenario Dua Paslon di Pilpres 2024
Jerry juga memperkirakan bahwa safari politik Puan ini bertujuan agar skenario hanya dua capres dapat terealisasi.

“Sasaran dan tujuannya tak lepas dari harapan PDIP hanya dua capres yang akan bertarung. Jadi, Puan getol membuka komunikasi lewat sowan dan silaturahmi politik,” papar dia.

Hal itu diperkuat oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyano yang pernah mengemukakan ide bahwa jumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden idealnya hanya dua di Pilpres 2024 mendatang.

Hal tersebut dikatakan Hasto pada akhir Agustus 2022. Menurut Hasto hal ini untuk memastikan Pilpres bisa selesai dalam satu putaran.

Tak berselang lama, SBY lalu menuding ada upaya mengarahkan Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon. Dia menyebut ada kemungkinan pilpres mendatang tidak adil. Atas dasar itu, SBY pun berencana turun gunung guna memastikan Pilpres2024 berjalan jujur dan adil.

“Konon akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka,” ungkap SBY.

Di sisi lain, ketidakpercayaan diri Puan maju dalam Pilpres 2024 itu terlihat dari dugaan lobi-lobi politik Megawati agar Jokowi mendukung Puan. Dugan itu mencuat usai keduanya bertemu di Batu Tulis, Bogor.

Jerry menduga Megawati menganggap Jokowi yang juga anak buahnya di partai berlambang banteng itu bisa menjadi salah satu king maker pada Pemilu 2024 mendatang.

Sejumlah pihak sebelumnya memang menyatakan Jokowi bisa menjadi king maker, karena siapapun yang akan mendapat ‘endorse’ dari Jokowi bisa berpeluang menang pada Pilpres 2024.

Barangkali Megawati menilai Jokowi akan menjadi king maker, jadi sangat dibutuhkan masukannya dan bantuannya,” ujar Jerry.

Namun, menurut Jerry sejauh ini Jokowi terlihat lebih menjagokan Ganjar dibanding bakal capres potensial lainnya. Hal ini, kata dia, yang akan menyulitkan Trah Soekarno pada Pilpres 2024 nanti.

Kuatkan Posisi Puan sebagai Capres di Pilpres 2024
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah juga mengamini bahwa pertemuan Mega dan Jokowi di Batu Tulis memiliki makud dan tujuan untuk mendukung Puan di Pilpres 2024.

Terlebih, dalam struktur partai, Jokowi hanya merupakan petugas partai yang harus ‘manut’ dengan setiap instruksi ketua umum.

“Pertemuan Megawati dengan Jokowi besar kemungkinan soal itu, terlebih Jokowi memang petugas PDIP, dan sudah demikian harusnya Jokowi tunduk pada perintan ketumnya sendiri,” kata Dedi.

Sementara itu, soal safari politik Puan, Dedi menilai hal itu lumrah dan perlu, mengingat ia merupakan elite partai sekaligus penerus trah politik Megawati.

Kendati begitu, Dedi tidak melihat Puan safari politik Puan bukan soal ketidakpercayaan dirinya. Menurutnya semua potensial capres juga merasa tak percaya diri jelang Pemilu 2024.

“Artinya ini soal proses politik, bukan soal ketidakpercayaan diri, bagaimanapun semua tokoh potensial pasti tidak merasa percaya diri, Ganjar risau tidak terusung, Prabowo risau jika kalah dengan Anies,” jelas Dedi.

“Pun Anies risau jika mesin partai tak cukup kuat memenangkannya. Jadi komunikasi politik akan terus berlangsung untuk galang kekuatan masing-masing,” pungkasnya.(**/Red)