Setkab: Jokowi Belum Arahkan Impor Beras

0
686

presiden-jokowi-tinjau-gudang-bulok_663_382Buanainformasi.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini belum memberikan instruksi untuk melakukan impor beras. Meskipun telah ditegaskan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015 mengenai Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, impor tersebut bisa dilakukan jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto, seperti yang dikutip VIVA.co.id dari situs resminya (setkab.go.id), Selasa 12 Mei 2015, mengungkapkan, kebijakan impor beras akan dilakukan dengan pertimbangan yang dalam dan serius berdasarkan rekomendasi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).
“Sampai hari ini arahan Presiden sama, tidak impor beras,” ujarnya.
Rekomendasi dari Kementerian Perdagangan, dan hasil rapat koordinasi di tingkat Kementerian Koordiantor Bidang Perekonomian harus dilakukan, untuk memutuskan apakah pemerintah akan melakukan impor beras
Menurut Andi, di dalam Inpres itu juga menjelaskan kondisi apa saja yang yang mengharuskan impor dilakukan. Antara lain,  jika ketersediaan beras dalam negeri tidak mencukupi untuk kepentingan memenuhi kebutuhan stok dan cadangan beras pemerintah, atau untuk menjaga stabilitas harga dalam negeri.
Saat ini, jelas Andi, panen raya masih berlangsung, dan persediaan beras untuk rakyat masih dalam kondisi yang mencukupi.
“Kira-kira sampai akhir bulan ini baru tahu ketersediaan stok untuk antisipasi puasa dan lebaran,” tambahnya.
Data Kementerian Pertanian menunjukkan, pada tahun 2014 lalu, total produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 70,83 juta ton atau setara dengan beras sebanyak 44,43 juta ton.
Pada tahun 2015 ini, pemerintah menargetkan adanya kenaikan produksi sebesar 3,84 persen, dengan jumlah produksi GKG sebanyak 73,40 juta ton atau setara dengan 46,14 juta ton beras.
Sementara itu, hingga akhir April 2015, capaian untuk volume pengadaan beras di seluruh gudang-gudang yang dimiliki Perum Bulog baru mencapai sekitar 450.000 ton, jauh lebih kecil atau hanya setengah dibandingkan penyerapan pada periode sama di tahun 2014 yang mencapai 900.000 ton.
Padahal, Presiden telah menargetkan Perum Bulog pada tahun ini bisa melakukan pengadaan beras sebesar 4,5 juta ton demi menjaga stok beras nasional. (sumber : Viva.co.id)