Rahman Tanggapi Keluhan Masyarakat Tentang Bau Busuk Limbah di Kalimiring

0
1057

Tanggamus, Penacakrawala.com – Menyikapi adanya Keluhan Warga tentang bau busuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, sampai kepemukiman penduduk.

Abdul Rahman Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanggamus akan musyawarah kepada masyarakat terdampak Limbah. Rabu, 1 Juli 2020.

Dikatakan Rahman, adanya bau busuk yang dikeluhkan warga setempat, berasal dari pengerukan sampah menggunakan Alat Berat.

“Bau busuk itu berasal dari Pengerukan Sampah menggunakan yang alat berat, jadi begini, sampah yang di angkat menggunakan alat berat itu otomatis yang dibawahnya sampah lama, jadi gas sampah lama itu keluar dan menyebabkan bau busuk itu tadi, tapi setelah pengerukan itu, kami langsung timbun dengan tanah agar tidak bau,”katanya kepada Media Penacakrawala.com.

Lanjut Rahman, dan untuk warga yang mengeluhkan adanya serangan nyamuk, nyamuk itukan enggak mau ditempat yang genangan air kotor dan bau. Nyamuk itu adanya di tempat genangan air jernih, itu bukan menjadi alasan warga kalau nyamuk dari tempat limbah, dan itu ada dimana saja pada intinya di tempat yang bersih,”jelasnya.

Dengan adanya pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu keluhan, Rahman akan mempersiapkan musyawarah kepada masyarakat secepatnya.

“Dahulu itu masyarakat pernah diberdayakan terkait pengelolaan sampah itu, tapi masyarakat ini tidak ada yang sanggup untuk memulung sampah disana, dan untuk mengelola kompospun masyarakat tidak ada yang sanggup untuk meneruskannya. Jadi, kalau saat ini permintaan masyarakat ingin diberdayakan disitu, kami akan musyawarah dulu dengan masyarakat, seperti apa yang meraka inginkan,”pungkasnya.

Melansir berita sebelumya, Masyarakat Keluhkan dampak pengelolaan sampah di Pekon kalimiring menyebabkan bau yang menyengat serta lalat dan nyamuk yang menyerang penduduk (30/6)

Penampungan pembuangan akhir sampah dibangun kurang lebih 10 tahun yang lalu hingga saat ini masih kurang maksimal pada sistem pengelolaan.

Selama dibangunnya Penampungan tersebut, tidak ada pemberdayaan masyarakat untuk ikut mengelola daur ulang sampah di tempat tersebut, dan masyarakat resah dengan bau sampah sampai kepemukiman warga serta serangan nyamuk dan lalat yang ditakutkan terjadinya wabah penyakit karna kurangnya pengelolaan sampah tersebut.

Seperti dikatakan warga Pekon Kalimiring Yati (27), yang tidak jauh jarak tempuh dari tempat kediaman sampai ke lokasi penampungan sampah, diperkirakan -+100 Meter.

“Setau saya, enggak ada pemberdayaan masyarakat dari pekon sini yang mengelola daur ulang disitu,”ungkapnya.

Lanjut Yati, bau nya itu yang saya enggak bisa nahan, bukan hanya bau nya saja, bahkan ada nyamuk dan lalat yang nyerang sampain kesini (kepemukiman warga) karna yang ditakutkan nyamuk itu berbahaya juga,”terangnya.

Harapan Yati selaku masyarakat setempat, agar pemerintah bisa mengelola dengan baik serta masyarakat bisa di ikut memberdayakan daur ulang, contohnya saja kompos dan lain sebagainya.

“Waktu itu, sebelum dibangun tempat pembuangan sampah, ada pengelola sampah yang datang kesini dan musyawarah dengan pekon, bahwa nanti akan ada dari masyarakat yang ikut mengerjakan pembuatan pupuk, tapi sampai sekarang belum terlaksana. Harapan kami sebagai masyarakat, agar pemerintah bisa mengelola itu dengan baik, dan baunya itu kalau bisa jangan sampai kecium sampai sini, ya seenggaknya nimbun sampah itu jangan lama lama, karna bau sampah itu kan cepet kalau kena angin sampai kesini, dan juga masyarakat sini kan butuh usaha juga, kalau bisa mah kerja daur ulang juga enggak masalah,”jelasnya.

(Uud)