Puluhan Perawat RSUDAM Gelar Aksi Simpati Paska Rekannya Menjadi Korban Kekerasan Keluarga Pasien

0
443

Bandar Lampung, buanainformasi.com – Puluhan perawat yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), gelar aksi simpati terhadap rekan mereka yang menjadi korban kekerasan, dihalaman gedung administrasi RSUDAM, Rabu (28/3).

Dalam aksinya, para perawat ini menuntut agar tidak ada lagi perlakuan kekerasan terhadap perawat. “Kami hanya ingin tidak ada lagi tindak kekerasan terhadap perawat, dan kami juga meminta kepada pihak rumah sakit agar mengawal proses hukum yang sedang dijalani rekan kami Ferry,” ucap salah satu perawat yang ikut dalam aksi simpati tersebut.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama RSUDAM, Hery Djoko Subandriyo mengatakan, mendukung penuh aksi yang dilakukan bawahannya tersebut.

“Profesi perawat memang sangat rentan terhadap kekerasan, namun hal itu jangan sampai mengganggu sikap ikhlas kita dalam memberikan pelayanan. Tentang proses hukum yang sedang dijalani rekan kita Ferry, mari kita serahkan ke pihak yang berwajib, karena saya yakin penanganan dari pihak kepolisian akan lebih profesional,” tandasnya.

 

Diberitakan sebelumnya, salah satu perawat di instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUDAM) Ferry, harus mendapatkan perawatan, setelah mendapatkan penganiayaan oleh 4 orang keluarga pasien.

Kejadian tersebut berlangsung pada, Selasa (27/3), karena keluarga pasien marah saat ditegur oleh perawat.  “Dari awal datang memang sudah marah-marah. Mereka datang bawa pasien ke gedung IGD lama, padahal gedung itu masih dalam rangka perbaikan, keluarga korban langsung marah,” ucap Kepala ruang IGD RSUDAM, Kriston Riyadi.

Kriston menceritakan, pihak IGD RSUDAM tetap memproses pendaftaran pasien meski tidak membawa identitas.

“Pendaftaran tetap kita proses, meski pasien tidak dapat menunjukkan identitas. Ketika pasien sedang dilakukan pengecekan awal, tensi dan lain-lain, suami dari pasien ribut dan marah-marah. Akhirnya perawat kami menegurnya, agar tidak emosi lagi. Namun teguran itu tidak diterima oleh YS. Dia mencengkram kerah baju Ferry dan memukulnya, melihat kejadian itu, 3 orang keluarga pasien lainnya ikut menganiaya Ferry,” jelas Kriston. Atas kejadian tersebut, Ferry menempuh jalur hukum dan melaporkan YS kepada pihak kepolisian.(*)