PLN Gandeng Universitas Lampung, Bentuk Upaya Listriki Desa Di 2019

0
604

buanainformasi.com – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan seluruh desa di Sumatera berlistrik di 2019 dan rasio elektrifikasi mencapai 98%. Hingga 2016 sebanyak 1.280 desa di seluruh Sumateta belum berlistrik dari total 27.000 desa yang ada.

Sebelumnya, GM PLN Distribusi Lampung Daryono dan Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, menandatangani Memorandum of Understanding (Mou) pada 22 Mei 2017, untuk memfokuskan penyaluran listrik di 26 desa selama 2017. Perinciannya, Tanggamus dua desa, Lampung Barat 17 desa, dan Pesisir Barat sebanyak tujuh desa.

Melalui MoU itu, PLN Lampung bersinergi dengan Pemprov Lampung dalam membangunan infrastruktur, penyaluran, dan penataan jaringan listrik untuk mendukung program Lampung Terang 2019. Harapannya, dapat melistriki seluruh desa di Provinsi Lampung di 2019.

Guna memenuhi target itu, PLN bekerja sama dengan 10 perguruan tinggi di Sumatera untuk melakukan penelitian dan survei pembangunan listrik pedesaaan di seluruh provinsi yang ada di Sumatera.
Kerja sama tersebut dikukuhkan dengan penandatanganan nota kesepahaman, Selasa (6/6/2017) di Medan, Sumatera Utara antara PLN dan kesepuluh perguruan tinggi di Sumatera.

Di Lampung, PLN menggandeng Universitas Lampung. Kesembilan perguran tinggi lainnya yakni, Universitas Syah Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Riau, Politeknik Batam, Universitas Sriwijaya, Universitas Jambi, Universitas Bengkulu, Universitas Bangka Belitung, dan Universitas Andalas.

Menurut Direktur Bisnis PLN Regional Sumatera, Amir Rosidin, penelitian ini dilakukan PLN untuk memetakan seluruh desa yang belum berlistrik di Sumatera termasuk besaran kebutuhan listrik dan potensi energi lokal setempat. “Dengan survei dapat diketahui lokasi-lokasi desa yang belum berlistrik. Kemudian juga energi listrik yang dibutuhkan untuk penerangan ditambah listrik untuk mendorong ekonomi desa,” kata Amir.

Lebih lanjut menurut Amir hal yang tidak kalah penting adalah potensi energi yang ada di masing-masing desa, dan besaran biaya energi yang dikeluarkan masyarakat untuk penerangan dan untuk kegiatan ekonomi tanpa energi listrik dari PLN. “PLN sangat tidak mengharapkan apabila ada masyarakat yang belum mendapatkan listrik dari PLN tetapi justru membayar biaya energi lebih mahal untuk membeli genset, solar dan lainnya,” kata dia.

Untuk melistriki seluruh desa di Sumatera, PLN akan menyesuaikan dengan potensi energi dan sumber daya setempat yang ada. Sehingga pengembangan pembangunan listrik pedesaan sejalan dengan kearifan lokal,” kata Amir.(Rls)