Perbedaan Ospek di Indonesia dan di luar negeri

0
862

Buanainforperbedaan-ospek-di-indonesia-dan-di-luar-negerimasi.com – Saat ini kalender pendidikan di Indonesia tengah memasuki awal tahun ajaran baru. Di masa inilah sekolah-sekolah mengadakan Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) atau sekarang lebih dikenal dengan Masa Orientasi Sekolah (MOS).

Ospek selama ini dikenal dengan ajang penyiksaan fisik dan mental bagi siswa baru alias bentuk perploncoan. Saking sadisnya, tak jarang kegiatan Ospek menelan korban jiwa. Begitu pula dengan MOS, hanya beda istilah dengan Ospek tapi isi tak jauh beda. Di masa-masa ini siswa dan orangtua siswa kerap dibuat stres dan cemas, bukannya senang masuk diterima di sekolah baru.

Ajang penerimaan siswa baru, baik dari mulai sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) atau masuk kuliah di kampus perguruan tinggi di Indonesia hampir setiap tahun mirip gaya-gaya militer: siksaan fisik dan mental. Dengan alasan klise, semua bentuk penyiksaan fisik dan mental itu supaya membuat siswa atau mahasiswa menjadi lebih kuat, akrab, tahan banting, bermental baja, sukses di masa depan, dan seterusnya. Padahal kenyataannya tidak demikian. Banyak juga orang yang tidak mengikuti Ospek justru mental, kepribadian, masa depannya jauh lebih baik dan teruji.

Demikianlah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Di luar negeri tidak ada yang namanya masa orientasi siswa berbentuk kegiatan yang kental dengan kekerasan atau siksaan mental dalam bentuk apa pun.

Di kampus Universitas the Virgin Islands (UVI), Amerika Serikat misalnya, masa orientasi penerimaan siswa baru justru diisi dengan kegiatan-kegiatan positif yang menunjang kemudahan mereka beradaptasi di kampus baru.

Menurut informasi dari stcroixsource.com, kegiatan di masa orientasi di UVI bertujuan meningkatkan kemampuan akademis dan adaptasi siswa terhadap kehidupan kampus.

Demikian pula dengan Universitas of New Mexico, Amerika Serikat. Di kampus ini mahasiswa baru tidak mengenal perploncoan ala militer dengan kekerasan fisik dan mental.

Mereka justru menerima pelajaran berharga tentang ilmu keuangan, konsultasi, kasus pelecehan seksual, dan melek ilmu soal minuman beralkohol, selain tur mengelilingi kampus. Dalam beberapa hari para mahasiswa baru di sana bersama-sama mempelajari tema-tema positif tadi dan saling berinteraksi dengan rekan-rekannya, seperti dikutip santafenewmexican.com.

Di kampus Hampshire College, Amerika Serikat, juga mahasiswa baru justru diajak berkelompok buat berdiskusi isu-isu penting seperti kekerasan seksual, komunikasi, dan lain-lain. Kegiatan itu terkesan santai karena digelar di taman-taman kampus sambil duduk melingkar.

Pada acara yang lebih memacu adrenalin, mahasiswa baru disambut dengan pertandingan basket, panjat tebing, atau arung jeram. Intinya menyenangkan dan bermanfaat, tidak membuat stres dan tertekan.(Sumber : Merdeka.com)