Masyarakat Lampung Tengah Budayakan Jum’at Gotong Royong

0
538

Lampung Tengah, buanainformasi.com – Selain ronda, budaya gotong royong telah mengakar di Kabupaten Lampung Tengah. Pada hari Jumat, jika di daerah lain identik dengan program ‘Jumat Bersih’, maka di Lampung Tengah dikenal dengan ‘Jumat Gotong Royong’.

Program gotong royong sengaja digulirkan Bupati Lampung Tengah DR. Ir. Mustafa dalam rangka menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah. Gotong royong juga menjadi salah satu kearifan lokal yang harus dijaga.

“Alhamdulillah gotong royong sudah menjadi budaya di masyarakat. Lewat Jumat Gotong Royong, masyarakat tergerak untuk bersama-sama menjaga lingkungannya. Saya apresiasi sekali, mudah-mudahan ini bisa dijalankan secara konsisten di seluruh kampung di Lampung Tengah,” ungkap Mustafa, Jumat, 12/5/2017.

Dia menambahkan, gotong royong yang dilakukan warga tidak hanya sebatas aksi bersih-bersih lingkungan, tetapi juga memperbaiki infrastuktur-infrastuktur yang rusak, seperti jalan, jembatan dan lainnya. Tak hanya berpangku tangan pada pemerintah, warga juga diajak untuk bergerak dan berbuat.

“Lewat gotong royong, warga di mindset untuk langsung bergerak. Jangan menunggu pemerintah. Terlebih Lampung Tengah sangat luas, masih banyak jalan yang rusak. Gotong royong solusi atas permasalahan tersebut,” imbuhnya.

Terkait gotong royong, Camat Seputihraman I Nyoman Gunadi Yasaputra mengatakan, penerapan gotong royong di wilayahnya diserahkan kepada masing-masing dusun sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan. Setiap dusun bisa membuat regulasi sendiri terkait peraturan gotong royong yang ditetapkan.

“Gotong royong sudah menjadi budaya masyarakat disini. Nanti penerapannya dilakukan sesuai kebutuhan. Dan masing-masing dusun punya peraturan yang berbeda. Namun sejauh ini masyarakat antusias, kami tidak ada kendala menggerakkan mereka untuk gptong royong,” katanya.

Di Seputihraman, kata dia, gotong royong umumnya dilakukan dengan membersihkan lingkungan, pure-pure atau rumah ibadah, sekolah, balai desa, maupun pembangunan sarana publik. “Budaya ini akan terus kita pertahankan. Apalagi ini menjadi salah satu program bupati, tentunya harus dijaga dan dilaksanakan secara konsisten,” pungkas Nyoman.(Hengki)