Lampung Tengah, Waspada Wabah DBD

0
898

Lampung Tengah, buanainformasi.com–Pasien Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng) mengalami peningkatan, tercatat ada 34 kasus pasien DBD, selama bulan februari hingga awal maret 2016, salah satunya meninggal dunia diRumah Sakit Harapan Bunda (RSHB), Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten setempat.(4/3/2016)

Dikirim oleh Buana Informasi.com pada 4 Maret 2016

Wabah DBD, diKabupaten Lampung Tengah nampaknya sudah cukup menghawatirkan. Jumlah pasien dari data satu Rumah Sakit saja yaitu RSHB selama Februari-Maret 2016 mengalami peningkatan cukup tinggi, dari sebelumnya bulan januari 2016 yang hanya 13 kasus. Dimana, 34 pasien tersebut, yang paling banyak berasal dari kecamatan Seputih Agung dan yang meninggal dunia merupakan warga  dari Kampung Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lamteng.

Kepala Bidang(Kabid) Pelayanan RS. Harapan Bunda dr. Ajieman Pansuri mewakili Direktur RS. Harapan Bunda dr. Widiya Sistha Prima, mengatakan, sebagai RS rujukan, pihaknya cukup kewalahan menangani lonjakan pasien DBD/DHF. Ditambah, minimnya stok darah yang ada diPMI lamteng, selama musim wabah DBD saat ini. Sehingga sedikit menghambat kerja dokter dalam menyembuhkan pasien DBD yang trombositnya hingga dibawah 30.000 permikroliter(Mel). yang mana, batas normal trombosit pada manusia berkisar 150.000 hingga 450.00 Mel.

 “Kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten Lamteng agar dapat aktifkan prefentif dari paskes tingkat pertama yaitu Program Kesehatan (Promkes)nya dapat dijalankan dengan baik, sehingga dapat mencegah pasien dengan status yang sudah dalam tingkat Dangue Shock Syndrom(DSS) seperti pasien warga terbanggi subing yang meninggal dunia,” ujar dr. Ajieman yang juga menjabat kepala Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Kabupaten Lamteng

Dilain pihak, Supriyanto warga Bandar Sari kecamatan Terbanggi Besar Lamteng, menuturkan, hingga saat ini diwilayah tempat tinggalnya belum pernah ada foging atau penyemprotan asap guna membunuh nyamuk aedes aegypti yang menularkan  virus dangue. Tak ayal, putri tercintanya yang masih 11 tahun terkena penyakit DBD yang dapat mengakibatkan kematian.

“Saya berharap segera ada penyemprotan asap, supaya yang terkena DBD tidak bertambah banyak,” pungkas Supriyanto kepada wartawan buanainformasi saat ditemui diruang kelas III RSH tempat putrinya dirawat.(Hengki)