Lampung Tempati Posisi Ketiga Nasional Produksi Jagung

0
433

Bandar Lampung, buanainformasi.com – Provinsi Lampung masih menjadi daerah penghasil jagung terbesar nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada tahun 2016 lalu produksi jagung mencapai 1,7 juta ton, tahun 2017 meningkat hingga 2,4 juta ton. Hasil ini sekaligus melampaui masa kejayaan produksi jagung Lampung pada tahun 2018 lalu yang mencapai angka 2 juta ton.

Tahun ini Pemprov Lampung menargetkan produksi jagung mencapai 3,2 juta ton atau naik sekitar 800 ribu ton. Asisten I Pemprov Lampung, Hery Sulianto mengatakan peningkatan hasil panen jagung membuat Lampung bisa mencapai swasembada jagung lebih cepat dari target.

“Kenaikan itu membuat Lampung tetap kokoh di tingkat nasional setelah Jatim dan Jateng. Secara nasional, Lampung menyumbang menyumbang 8,59 persen produksi jagung. Tentunya keberhasilan pembangunan pertanian akan berdampak langsung terhadap perkonomian sebagian besar masyarakat masyarakat Lampung,” kata Hery, seperti dilansir Kupastuntas.co, (17/02/2018).

Guna mewujudkan peningkatan hasil pertanian, sambung dia, Pemprov Lampung juga melakukan beragai program pertanian unggulan. Terutama untuk komoditi padi, jagung, kedelai, bawang merah dan cabe. Sejak tahun 2015 telah dilakukan Perluasan areal tanam baru (PATB). Untuk cetak sawah baru, tahun 2016 seluas 13.875 hektare, di tahun 2017 seluas 6.774 hektare. Penambahan luas sawah pada tahun ini ditargetkan hingga 23 ribu hektare dari 836 ribu menjadi 859 ribu hektare.

“Sedangkan luas lahan jagung bertambah dari 489 ribu hektare menjadi 642 ribu hektare dan lahan tanam kedelai dari dari 4.194 hektare menjadi 141 ribu hektare,” jelas dia.

 

Selain itu, juga tetap dilakukan penyaluran pupuk melaui pola biling sistem (online), penyediaan bibit unggul, penguatan penyuluh dan pengendalian hama pengganggu tanaman. Sebelumnya, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Edi Yanto mengatakan, PATB tidak harus semuanya lahan baru, tapi dengan memaksimalkan lahan yang belum dimanfaatkan. Ia menjelaskan

Pemprov tahun ini menargetkan peningkatan produksi pajale untuk memenuhi kebutuhan pasar daerah dan memberikan kontribusi terhadap pangan nasional. “Jadi tidak harus semuanya lahan baru. Bisa dengan memanfaatkan ladang, perkebunan, pekarangan, dan lahan yang tidak dimanfaatkan,” kata Edi.

Selain PATB, ujarnya, peningkatan produksi juga dilakukan dengan memanfaatkan pola tanam, seperti monokultur atau tumpang sari. Pemerintah juga akan melakukan pendampingan petani untuk meningkatkan.

Produksi pajale maupun tanaman hortikultura. Menurut dia, penggunaan varietas unggul juga dilakukan sebagai upaya meningkatkan produktivitas. Varietas unggul ini penting dalam menghasilkan produksi pajale yang berkualitas.

“Kami optimis bisa meningkatkan produksi ketiga komoditas itu. Tahun lalu pemerintah terbukti mampu meningkatkan produksi jagung hingga 700 ribu ton,” ujarnya.(*)