Kisah tragis Dania dan Daniel, pendaki di Gunung Semeru

0
1169

Buanainformasi.com – Gunukisah-tragis-dania-dan-daniel-pendaki-di-gunung-semerung Semeru merupakan salah satu gunung yang ramai dikunjungi oleh pendaki. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut.

Puncak Mahameru itu selalu jadi incaran pendaki yang datang ke Gunung Semeru. Sebab, pendakian ke Gunung Semeru tidak lengkap jika tak sampai puncak Mahameru. Meski terkadang status gunung waspada, akan tetapi tak jarang para pendaki nekat menerobos ke puncak tersebut.

Seperti yang dialami oleh Daniel Saroha (31) pendaki asal Bogor. Dia bersama rombongannya 21 orang melakukan pendakian pada Sabtu (8/8) lalu. Kemudian pada Senin (10/10) dini hari mereka nekat melakukan pendakian ke puncak Semeru (Mahameru). Padahal sebelum mendaki petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sudah memberikan batas pendakian hanya sampai Kalimati.

Karena saat itu, status Gunung Semeru masih waspada (level II). Alhasil, Daniel tersesat dan dilaporkan hilang oleh teman-temannya.

“Setelah dari puncak, mereka turun dan korban terakhir terlihat di batas vegetasi pukul 11.00 WIB, namun setelah ditunggu tiga jam tidak muncul, maka teman-temannya turun ke Kalimati meminta bantuan porter dan sukarelawan,” kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari.

Usai mendapat laporan tersebut, petugas TNBT bersama tim SAR melakukan pencarian terhadap warga Kampung Bojong Jengkol RT 002 RW 010 Desa Cileubut Barat, Bogor itu. Akan tetapi, disela-sela pencarian petugas malah menemukan mayat pendaki wanita.

Pendaki tersebut diketahui bernama Dania Agustina Rahman (19) warga Jalan A.R. Hakim Perbata Nomor 4 RT 04 RW 04 Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Selain itu, petugas juga menemukan pendaki yang mengalami patah kaki bernama M. Rendika (18). Rendika merupakan warga Jalan Penguin 7 Nomor 157 Desa Kenanga Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Medan, Sumatera Utara.

Keduanya dibawa petugas ke Rumah Sakit Umum dr Hariyoto Kabupaten Lumajang, pada Rabu (12/8) malam.

“Jenazah dievakuasi dari jalur pendakian Semeru menuju Ranu Pane, selanjutnya dibawa dengan mobil ambulans menuju ke RSU dr Hariyoto Lumajang,” kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari, Kamis (13/8), seperti dilansir Antara.

Ayu menjelaskan pendaki perempuan yang meninggal tersebut ditemukan sekitar 200 meter di bawah puncak Semeru (Mahameru) dan penyebab meninggalnya korban karena tertimpa batu besar yang terjatuh dari puncak.

“TNBTS sudah melarang pendaki untuk naik ke puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, namun masih saja banyak pendaki yang nekat menerobos naik ke Mahameru,” ujarnya

Saat ini pihak keluarga Dania sedang menuju RSU dr Hariyoto Lumajang. “Kami sudah menghubungi keluarga pendaki yang meninggal dunia dan mereka dalam perjalanan menuju ke RSU dr Hariyoto Lumajang, sedangkan pendaki yang mengalami patah tulang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Syaiful Anwar Malang yang didampingi adiknya bersama tim Tagana dan PMI ke rumah sakit setempat,” paparnya.

Sepupu Dania, Reynaldi menceritakan sebelum pergi Mahasiswi Universitas Pasundan, Bandung itu sempat dilarang mendaki gunung. Awalnya Dania ingin mendaki Gunung Rinjani.

“Awalnya, Dania akan mendaki Gunung Rinjani dan sempat dilarang oleh saya, karena khawatir terjadi sesuatu dan almarhumah pun tidak jadi berangkat. Tapi, tiba-tiba Dania memilih mendaki Gunung Semeru bersama rekan kampusnya,” kata Reynaldi.

Apalagi dirinya dan korban memang dekat sejak kecil, sehingga dengan adanya kabar bahwa Dania kecelakaan dan meninggal dunia saat tengah melakukan pendakian, ia masih tidak menyangka dan sangat kehilangan.

“Dania orangnya selalu ceria dan sejak kecil sudah senang berpetualang. Almarhumah juga orangnya sedikit tomboy tapi tetap menggunakan hijab jika mau ke mana mana,” tambahnya.

Sementara, teman korban sesama alumni SMA Negeri I Kota Sukabumi, Muhamad Rener mengatakan, sebelum mendaki Gunung Semeru, Dania sempat bersama dirinya dan beberapa rekan alumninya mendaki Gunung Pangandaran, Garut, Jabar.

Kemudian informasinya, Dania juga kembali mendaki Gunung Gede di Kabupaten Sukabumi.

“Dania selalu semangat jika sudah berkaitan dengan berpetualang, bahkan di grup alumni SMA-nya dia sering mengajak rekan-rekannya mendaki gunung,” katanya.(Sumber,Merdeka.com)