Sekolah Kebanjiran Siswa SD di Pesisir Barat Batal UTS

0
220

Pesisir Barat, Penacakrawala.com – Banjir menyebabkan ratusan siswa SDN 69 Krui, Pekon Pemerihan Kecamatan Krui Selatan, Pesisir Barat (Pesbar) tidak bias mengikuti ujian tengah semester, Kamis (13/10/2022).

Plt. Kepala SDN 69 Krui Iswan Junaidi, S.Pd., mengungkapkan, banjir terjadi setelah hujan deras yang berlangsung lama sejak pukul 03.00 WIB, Kamis (13/10/2022).

Air melupa dan memasuki lingkungan sekolah. Terlebih kawasan tersebut berada di lokasi yang cukup rendah.

“Air mulai meluap ke lahan sekolah sekitar pukul 05.00 WIB, dan hingga kini belum surut,” kata Iswan Junaidi.

Akibat banjir, siswa kelas I-VI yang sudah berangkat tidak bisa mengikuti ujian dan dipulangkan. Langkah ini dilakukan setelah pihak sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Barat.

Namun, untuk  kelas I-III tetap mengikuti pelaksanaan UTS. Mengingat ada tiga ruang kelas yang tidak terendam banjir.

“Tiga ruang kelas dan halaman sekolab yang terendam banjir. Sedang tiga ruang kelas lainnya tidak terendam, sehingga bisa digunakan untuk kegiatan UTS kelas I-III,” jelasnya.

Sementara untuk kelas IV-VI, pelaksanaan UTS terpaksa ditunda Jumat 14 Oktober 2022. Sebab ruang siswa kelas IV-VI masih terendam dan siswa sudah banyak yang seragamnya basah kuyup.

“Jumlah siswa di sekolah ini keseluruhan ada 138 siswa. Mengenai banjir ini juga sudah dikoordinasikan dengan Disdikbud setempat. Mudah-mudahan ke depan ada solusinya,” tegasnya.

Sebelumnya, hujan deras menyebabkan air sungai Way Tenumbang, di Pekon Sukarame, Kecamatan Pesisir Selatan, Pesisir Barat (Pesbar) meluap hingga ke pemukiman, Rabu (12/10/2022).

Camat Pesisir Selatan Mirton Setiawan mengatakan, banjir di wilayah Pekon Sukarame disebabkan luapan sungai Way Tenumbang.

Sejak pukul 15.00 WIB, hujan deras turun di wilayah itu. Sekitar satu jam kemudian, air sungai meluap hingga ke pemukiman di bantaran sungai.

”Banjir yang melanda pemukiman warga di wilayah Pekon Sukarame ini memang sudah sering terjadi. Dan biasanya genangan banjir akibat luapan sungai itu pun cepat mengalami surut,” kata Mirton Setiawan.

Menurut Mirton, ketinggian air seperti di jalan lintas Barat (Jalinbar) mencapai 40-50 centimeter. Sedangkan di pemukiman, ketinggian air mencapai sekitar satu meter.

Diperkirakan ada sekitar 20 rumah yang terdampak. Sejauh ini juga belum ada laporan kerugian akibat musibah banjir di Pekon Sukarame tersebut.

“Saat ini kondisi genangan banjir tersebut juga sudah berangsur surut. Mudah-mudahan tidak lagi terjadi hujan deras, sehingga genangan benar-benar surut dan sungai Way Tenumbang itu tidak lagi meluap,” tegasnya.

Sementara, hujan deras di Kecamatan Way Krui, Pesisir Barat menyebabkan debit Way Krui meningkat dan menggerus dinding sungai yang ada di Pekon Gunung Kemala Timur.

Peratin Gunung Kemala Timur Edison Surya mengungkapkan, sejak beberapa tahun terakhir, dinding sungai di belakang pekon semakin terancam.

Terlebih saat ini jarak antara rumah dengan dinding sungai tinggal beberapa meter.

“Karena selalu tergerus aliran sungai, dinding sungai semakin mendekati rumah warga,” kata Edison.

Edison mengungkapkan, saat ini jarak dinding sungai dengan rumah warga tidak sampai dua meter.

Terlebih, Selasa, 11 Oktober 2022 debit Way Krui kembali meningkat dan menggerus dinding sungai.

Edison menuturkan, meningkatnya debit air Way Krui membuat talud sementara yang dibuat dari karung berisi pasir. longsor.

Akibatnya dinding sungai kembali tergerus dan rumah warga semakin terancam.

“Sebelumnya kami sempat melakukan gotong-royong bersama warga membangun talud sementara dari karung berisi pasir. Namun karena debit air kembali meningkat, membuat dinding sungai terancam,” tegasnya.

Dilanjutkan, usulan penanganan dinding Way Krui itu sudah berulang kali disampaikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR).

Namun hingga saat kini belum ada realisasi dari pemerintah dan instansi terkait.

“Bahkan sejumlah anggota dewan telah melakukan peninjauan erosi yang terjadi pada dinding Way Krui itu. Namun sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya,” sebut Edison.

Pihaknya berharap, Pemkab Pesisir Barat bisa melakukan upaya penanganan dinding Way Krui, sehingga rumah warga yang terancam erosi bisa diselamatkan.

“Kami berharap ada upaya dari Pemkab Pesbar dalam penanggulangan erosi Way Krui ini. Karena proposal yang kami sampaikan sudah banyak, tapi belum ada yang ditindaklanjuti oleh pemkab melalui instansi terkait,” tuturnya.(**/Red)