Gubernur Ridho Tak Kuasa Membendung Air Mata Saat Lepas Adeham ke Liang lahat

0
714

Pesawaran, BuanaInformasi.com – Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo tak kuasa membendung air matanya saat melepas jenazah Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Lampung Adeham ke liang lahat di Desa Sanggi, Kecamatan Padang Cermin, Pesawaran, Kamis (25/1/2018).

Dengan air mata berlinang Gubernur berkata lirih, “Atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, kami mengalami dan juga menyampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya, rasa kehilangan yang sangat berat, salah satu putera terbaik Pemprov Lampung. Begitu banyak jasa, amal ibadah, karya bakti yang beliau lakukan, insyallah Allah akan menerima tempat yang layak, sesuai dengan pengabdian beliau yang terbaik di Provinsi Lampung,” ujar Gubernur.

Seperti diketahui, pada hari yang sama Gubernur Ridho memiliki agenda padat dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Pesisir Barat. Namun, dengan berbagai upaya Gubernur menyempatkan waktu untuk ikut ke pemakaman mantan Kepala Dinas Kominfo Provinsi Lampung itu. Gubernur Ridho datang didampingi Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat.

Sebelumnya, Almarhum Adeham disholatkan di rumah duka di Perum Griya Asri, Segala Mider, Tanjung Karang Barat Bandar Lampung sekitar pukul 09.12. Usai disolatkan, dilakukan prosesi upacara pelepasan oleh keluarga dan diserahkan kepada Pemprov Lampung melalui Plt. Sekretaris Daerah, Hamartoni Ahadis untuk dimakamkan.

Tampak hadir dirumah duka, pejabat di Lingkungan Pemprov Lampung, Wakil Walikota Bandar Lampung Yusuf Kohar dan istri Gubernur Lampung Yustin Ridho Ficardo.

Almarhum juga mantan Pj. Bupati Tulang Bawang Barat yang lahir di Komering Ulu 58 tahun silam. Kepergiannya meninggalkan seorang istri bernama Farina Baharuddin Adeham, tiga orang anak, dan lima orang cucu. Adeham menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Medistra Jakarta pada Rabu (24/1/2018) pukul 13.50 WIB. Sebelum menuju kelokasi pemakaman di Desa Sanggi, jenazah sempat singgah untuk juga disolatkan, lalu diberangkatkan dari rumah sang mertua yang tidak berada jauh dari tempat pemakaman.

Menurut Gubernur Ridho, semasa hidup Adeham adalah sosok yang sangat dapat diandalkan, dan juga menjadi salah satu kunci strategis Pemprov Lampung. “Beliau sosok abdi negara yang sangat disiplin, berdedikasi, penuh tanggung jawab, loyalitas dan sangat amanah dalam menjalankan tugas. Bahkan sangat layak rasanya apa bila saya sampaikan bahwa beliau ini adalah salah satu contoh terbaik dari pegawai negeri sipil yang mengabdi diseluruh wilayah di Provinsi Lampung ini,” katanya.

Ridho mengatakan begitu banyak karya-karya besar dalam setiap penugasan yang dilakukan oleh almarhum, yang melebihi dari tugas dan tanggung jawab formal yang diberikan. “Begitu banyak Pemprov Lampung bertumpu pada kemampuan beliau. Saya juga merasakan bahwa sebenarnya beliau masih sangat ingin berprestasi, dan sangat ingin menciptakan karya-karya besar dalam pengabdian beliau,” ujarnya.

Ridho menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang sangat tinggi atas kerja keras almarhum dalam mengemban tugas di Pemprov Lampung. “Sudah selayaknya saya sebagai Gubernur, atas nama masyarakat Lampung menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang sangat tinggi bahwa sebagai abdi negara beliau telah sangat banyak berbuat. Pemprov Lampung sangat bangga pernah memiliki seorang abdi negara bernama bapak Adeham,” katanya.

Ridho berkeyakinan bahwa sosok almarhum patut menjadi panutan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). “Apabila seluruh ASN yang bertugas di Provinsi Lampung sedikit saja mengambil contoh dari beliau, saya yakin dan percaya, Lampung akan jauh lebih maju lagi,” ujarnya.

Di mata keluarga, A. Ridha Bahram Martha yang merupakan putra kedua Adeham mengatakan ayahnya adalah seorang penjuang yang tidak pernah mengenal waktu dalam bekerja maupun bersama keluarga. “Papah tidak pernah mengeluh sakit dan sebagai seorang ayah dia adalah sosok yang sangat komplit. Tidak mudah untuk saya menjadi seperti beliau dalam kesabaran menghadapi anak-anaknya dan seluruh keluarga besarnya,” katanya.

Ridha menyebutkan ayahnya memiliki keinginan jika memasuki masa pensiun ingin menetap di Kecamatan Padang Cermin. “Beliau semasa hidup jika pensiun ingin menetap disini (Padang Cermin) semacam rumah panggung, dan sudah membeli kayu dan papan untuk pembangunannya. Papah, istirahat yang tenang di sana dan khusnul khotimah, mendapatkan tempat yang layak disisi-Nya,” ujar Ridha yang mengundang haru siapapun yang melihatnya. Selamat jalan Pak Adeham. Baktimu akan selalu kami kenang. (*)