Gawat, Beredar Buku Pelajaran ‘Propaganda ISIS’ untuk Siswa

0
800

buku-pelajaran-mengandung-isis-yang-beredar-di-sekolah_663_382Buanainformasi.com – Di Jawa Timur dikabarkan beredar buku mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mengajarkan tentang aksi radikal yang mirip dilakukan oleh kelompok Islam radikal di Negara Islam dan Suriah atau ISIS.

Buku wajib untuk pelajar tingkat Sekolah menengah Atas kelas XI ini, sudah beredar luas di seluruh sekolah di Jawa Timur.

Koordinator Jaringan GusDurian Jawa Timur, Aan Anshori, yang menemukan indikasi penyimpangan ini langsung melakukan kajian. Hasilnya, ada banyak poin-poin dalam buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini yang mengajarkan aliran radikal.

Misalnya, di halaman 78 buku tersebut, telah dijelaskan bagaimana pemikiran salah satu tokoh Muslim yakni Muhammad bin Abdul Wahab. Dalam buku tersebut adalah memperbolehkan membunuh orang yang bukan beragama Islam.

Berikut kalimatnya seperti dikutip dalam bukunya, “Yang berhak disembah hanyalah Allah. Dan jika ada yang menyembah selain Allah adalah musyrik dan boleh dibunuh”

“Ini yang menjadi saya rasa vulgar. Ajaran yang diajarkan dalam Buku PAI dan Pendidikan Budi Pekerti ini mirip ajaran ISIS dan beberapa aliran radikal lainnya,” kata Aan, Jumat 20 Maret 2015.

Menurutnya, gagasan menganggap seseorang yang di luar islam adalah kafir dan boleh dibunuh ini sangat berbahaya. Secara tidak langsung, jika buku ini diajarkan maka para guru mengajarkan paham ISIS kepada anak didik di SMA.

Aan juga menyebut, sumber buku tersebut berasal dari buku sekolah elektronik (BSE) milik Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Buku tersebut bisa didownload.

“Artinya ajaran ini sudah menjadi ajaran resmi secara nasional. Saya menduga ini sudah lama beredar selain di tingkat SMA juga beredar di kalangan siswa Madrasah Aliyah serta Sekolah menengah kejuruan (SMK),” jelas Aan.

Hingga kini, buku tersebut ditemukan di sejumlah sekolah di kawasan Sidoarjo dan Jombang Jawa Timur. Karena sudah ada di BSE Kemendiknas, kemungkinan buku tersebut sudah beredar di Siswa tingkat SMA se-Indonesia.

“Ajaran budi pekerti macam apa jika siswa diajarkan membunuh kepada mereka yang berbeda keyakinan,” katanya. (sumber : Viva.co.id)