BPBD : Sebanyak 15 Kecamatan di Kota Bandar Lampung Rawan Longsor

0
832

Bandar Lampung, buanainformasi.com – Hasil kajian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat sebanyak 15 kecamatan di Kota Bandar Lampung rawan longsor. Longsor berpotensi terjadi di wilayah yang tidak stabil karena terjadi penggundulan lereng gunung.

Kabid Kesiapsiagaan BPBD Kota Bandar Lampung Rizki mengatakan, ulah manusia yang kerap melakukan penambangan tanah, pasir dan batu secara besar-besaran menjadi faktor utama. Akibatnya, saat hujan turun longsor pun tak bisa dihindarkan.

“Dari hasil kajian yang dilakukan oleh BPBD ada 15 kecamatan di Bandarlampung yang rawan longsor,” kata Rizki di Bandar Lampung, Jumat (2/3/2018).

Dia mengatakan, dari beberapa kajian dengan menggunakan parameter tertentu diketahui sejumlah wilayah yang berpotensi mengalami longsor.

Kecamatan yang berpotensi di serang longsor adalah Telukbetung Barat, Telukbetung Timur, Telukbetung Selatan, Bumiwaras, Panjang, Kedamaian, Telukbetung Utara, Tenjungkarang Pusat, Enggal, Tanjungkarang Barat, Kemiling, Langkapura, Kedaton, Rajabasa dan Sukabumi.

“Parameter yang dilihat untuk menghitung indeks bahaya tanah longsor adalah lereng di atas 15 persen, arah lereng, tipe batuan, tipe tanah, kedalaman tanah dan curah hujan di wilayah tersebut,” ucapnya.

 

Dia berahap, ada partisipasi masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan. BPBD telah melakukan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik secara fisik struktural melalui pembuatan sejumlah bangunan fisik. termasuk memberikan penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

“Salah satunya membentuk desa tanggap bencana (destana) khususnya di dua kelurahan yang rawan bencana. Hasil dari pendataan tersebut telah menghasilkan kelas bahaya, untuk 15 kecamatan masih dalam kategori sedang. Kami telah membentuk dua kelurahan destana, yakni Kelurahan Kota Karang dan Kota Karang Raya,” katanya.

Dua kelurahan tersebut didirikan sebagai percontohan wilayah agar ditiru oleh wilayah lain.
“Di setiap kelurahan pun ada relawannya. Sejauh ini relawan di seluruh wilayah Bandar Lampung berjumlah 30 orang,” ujarnya.

Relawan nantinya bertindak sebagai tim respon cepat (TRC) seumpama petuga BPBD belum datang. Namun, TRC tetap bekeliling kota melakukan patroli di sejumlah daerah yang dianggap rawan banjir.

“Tanggul sungai pun tiap harinnya selalu dipantau, antisipasi kejadian yang serupa beberapa waktu lalu,” katanya.(*)