Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera Mengungkapkan Penyebab Kota Palembang Menjadi Langganan Banjir

0
217

Palembang, Penacakrawala.com  Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII mengungkapkan penyebab Kota Palembang menjadi langganan banjir karena adanya sedimentasi atau proses pengendapan material hasil erosi pada jaringan-jaringan pembuangan air.

Kepala Satker Operasi dan Pemeliharaan BBWSS VIII, Edy Sukanto menjelaskan dari hasil pengamatan pada banjir besar pada pekan lalu di Palembang, titik banjir yang terjadi lantaran lambannya air masuk ke muara sungai dampak adanya sedimentasi.

Selain itu, banyaknya sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat, menjadi faktor lain terhambatnya air menuju muara sungai sehingga menyebabkan lamanya mengering pasca hujan deras.

“Yang menjadi masalah ini adalah jalur kecil menuju muara, kemarin pas hujan besar kita lihat genangan air ini dapat keluar karena terhalang sedimentasi dan sampah,” ujarnya, Selasa (7/9/2021).

Dari hasil pantauan BBWS VIII, setidaknya ada lima titik di kota Palembang yang rawan banjir yakni Simpang kades KM12 sampai Bandara (Hotel Grand Amalia, Pol Damri Palembang, Simpang Bandara dan Jalan Kebun Bunga), Bukit dan Demang Lebar Daun (Unsri, Depan Izzuddin, Jalan Demang Lebar Daun, Dwikora dan Simpang Polda).

Selanjutnya, kawasan Veteran dan Lemabang (Hotel Sintera, Mitsubishi Veteran Pom Bensin Jalan Yos Sudarso SMA 5 Palembang dan Sersan KKO Badaruddin).

Lalu di kawasan Jalan Bambang Utoyo sampai Kenten (Simpang tiga Brasserie Golf, Rama Kasih, Letda A Rozak depan sekolah Kumbang, Celentang, Kenten sampai Sapta Marga).

Terakhir, daerah rawan banjir lainnya terjadi di kawasan Sekip hingga Pipa Reja Kemuning (Sekip Bendung, R Sukamto dan Pipa Reja).

“Akibat sedimen ini kapasitas kolam retensi tersisa 30 centimeter. Maka tidak heran saat hujan deras kemarin banjir. Sejauh ini lima itu wilayah banjir, belum ada titik baru,” jelas Edy.

Ia menambahkan, untuk menanggulangi banjir besar di kota Palembang saat hujan deras tiba, BBWSS VIIII telah menyiapkan satgas pengendali banjir dan menyiagakan sebanyak 20 unit pompa portable yang siap menyedot genangan air untuk selanjutnya dimasukkan ke kolam retensi atau muara sungai.

“Satgas kita tetap stand by bersama pompa. Jadi ketika ada banjir, tim akan langsung bergerak untuk menarik air menggunakan pompa langsung ke muara sungai,” ungkap Edy.

Source : Sripoku.com
Editor : Adee